Pengertian Motivasi menurut para ahli
·
Menurut Sardiman (2006:73)
Pengertian Motivasi merupakan daya penggerak dari dalam
untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.
·
Menurut Hamalik (1992:173)
Pengertian Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri
atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.
·
Menurut Sardiman (2006:73)
Pengertian Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.
·
Menurut Mulyasa (2003:112)
Pengertian Motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik
yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik
akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi.
Teori Drive Reinforcement
Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa perilaku individual
atau motivasi merupakan suatu fungsi dari konsekuensi dari perilaku tersebut.
perilaku yang diberi penguatan (dikuatkan) cenderung diulang, sedangkan
perilaku yang tidak diberi penguatan cenderung akan ditinggalkan / dilupakan/
hilang/tidak muncul.
Strategi utama atau kontegensi penguatan dengan penguatan
(reinforce) positif : perilaku yang dikehendaki, perilaku positif, keberhasilan
diberi reward (hadiah, penghargaan, pujian dsb) agar perilaku yg dikehendaki
tersebut dipertahankan, diulang atau dengan kata lain ada usaha dari pihak
manajemen untuk meningkatkan kekuatan atau frekuensi perilaku tersebut
(positif, keberhasilan) dengan memberi reward.
Reinforce negatif : berusaha untuk meningkatkan kekuatan
atau frekuensi respon dari perilaku yg dikehendaki dengan menghindarkan adanya
stimulus negatif yang memungkinkan adanya respon yang tidak dikehendaki (
misalnya, seorang karyawan mungkin bekerja lebih keras untuk menghindari
teguran, hukuman dari supervisor)
Punishment (hukuman): berupa perlakuan tertentu fokusnya
bertujuan untuk menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki
Extingtion : fokus untuk menurunkan, mengurangi
menghilangkan frekuensi munculnya perilaku yang tidak dikehendaki dengan cara
tidak memberikan reward yang seharusnya diterima apabila melakukan perilaku
yang dikehendaki (karyawan tidak menerima pembagian bonus karena kenerjanya
tidak memenuhi standar).
Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan
terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Beberapa teori,
termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir, atau
instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah
mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran
(tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986).
Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran
belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari
(learned drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau
binatang atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke
individu yang lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan
heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut,
dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang
telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong
yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu
ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain
dan didorong ke arah tujuan yang berbeda.
Masih menurut Hull, suatu kebutuhan biologis pada makhluk
hidup menghasilkan suatu dorongan (drive) untuk melakukan aktivitas memenuhi
kebutuhan tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa makhluk hidup ini
akan melakukan respon berupa reduksi kebutuhan (need reduction response).
Menurut teori Hull, dorongan (motivators of performance) dan reinforcement
bekerja bersama-sama untuk membantu makhluk hidup mendapatkan respon yang
sesuai (Wortman, 2004). Lebih jauh Hull merumuskan teorinya dalam bentuk
persamaan matematis antara drive (energi) dan habit (arah) sebagai penentu dari
behaviour (perilaku) dalam bentuk:
Siegel dan Lane (1982), mengutip Jablonke dan De Vries
tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga kerja., yaitu
dengan:
1. Menentukan apa jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga
kerja.
3.
Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja
jika jawaban yang benar terjadi
4. Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar
dilaksanakan.
5. Memberikan ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang
terdekat dengan kejadiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sunyoto Munandar, Ashar.(2001).Psikologi Industri dan
Organisasi.Jakarta: Universitas Indonesia.
P.Siagian, Sondang, Prof. Dr. MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Citra.
P.Siagian, Sondang, Prof. Dr. MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Citra.
http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar