Sikap kerja dan kepuasan kerja
Sikap kerja yang di alami setiap
orang pasti berhubungan dengan kepuasan kerja orang tersebut,Mungkin kita
beranggapan keberhasilan pekerjaan hanya dinilai dari produktivitas, di sisi
lain melupakan tingkat kelelahan atau risiko lainnya pasca melakukan pekerjaan
agar siap untuk pekerjaan berikutnya. Mari kita mempelajari bagaimana sikap
kerja yang efektif untuk menghasilkan produk yang maksimal.
Teori
sikap kerja:
Menurut Robbins (2007), sikap
adalah pernyataan-pernyataan evaluatif – baik yang diinginkan atau yang tidak
diinginkan – mengenai obyek, orang atau peristiwa. Tiga komponen sikap, antara
lain: kognitif, afektif dan perilaku. Komponen kognitif sikap adalah segmen
pendapat atau keyakinan dari sikap. Komponen afektif sikap adalah segmen
emosional atau perasaan dari sikap. Komponen perilaku sikap adalah maksud untuk
berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
Tipe-tipe sikap yang dibahas pada
perilaku organisasi, antara lain: kepuasan kerja, keterlibatan dan komitmen
pada organisasi. Istilah kepuasan kerja merujuk ke sikap umum individu terhadap
pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap
yang positif terhadap pekerjaan itu; seseorang yang tidak puas dengan
pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu.
Keterlibatan kerja merupakan
tingkat dimana seseorang mengaitkan dirinya ke pekerjaannya, secara aktif
berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap kinerjanya penting bagi
nilai-nilainya. Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan
kuat mengaitkan dirinya ke jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli
dengan jenis kerja itu.
Komitmen pada organisasi adalah
tingkat dimana karyawan mengaitkan dirinya ke organisasi tertentu dan
sasaran-sasarannya, dan berharap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi
tersebut. Tingkat komitmen organisasi seorang individu merupakan indikator yang
lebih baik mengenai pengunduran diri karyawan daripada indikator kepuasan kerja
yang lebih sering digunakan.
(teori ini dari
http://andin16.wordpress.com/2008/06/18/sikap-kerja/)
Teori
kepuasan kerja:
A. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA
Setiap orang yang bekerja
mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan
kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku
dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.
Kepuasan kerja adalah sikap umum
terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah
penghargaan yag diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya
mereka terima (Robbin, 2003:78).
Greenberg dan Baron (2003:148)
mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang
dilakukan individu terhadap pekerjaan mereka. Selain itu Gibson (2000:106)
menyatakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki para pekerja tentang
pekerjaan mereka. Hal itu merupakan hasil dari persepsi mereka tentang
pekerjaan.
Kepuasan kerja merupakan respon
afektif atau emosional terhadap berbagai segi atau aspek pekerjaan seseorang
sehingga kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif
puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih
aspek lainnya.
Kepuasan Kerja merupakan sikap
(positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian
terhadap situasi kerja. Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu
pekerjaannya, penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah
satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai
situasi kerjanya daripada tidak menyukainya.
Locke mencatat bahwa
perasaan-perasaan yang berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan kerja
cenderung mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja tentang pengalaman-pengalaman
kerja pada waktu sekarang dan lampau daripada harapan-harapan untuk masa depan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat dua unsur penting dalam kepuasan
kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar.
Nilai-nilai pekerjaan merupakan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin
dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu.
Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi
kerja.
Kepuasan kerja secara keseluruhan
bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan kerja (dari setiap aspek
pekerjaan) dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu.
Menurut Locke seorang individu akan merasa puas atau tidak puas terhadap
pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat pribadi, yaitu tergantung
bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara
keinginan-keinginannya dengan hasil keluarannya (yang didapatnya).
Sehingga dapat disimpulkan
pengertian kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi
perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya melalui penilaian salah satu
pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting
pekerjaan.
B. TEORI KEPUASAN KERJA
Teori kepuasan kerja mencoba
mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan
daripada beberapa lainnya. Teori ini juga mencari landasan tentang proses
perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada beberapa teori tentang kepuasan
kerja yaitu :
1.
Two Factor Theory
Teori ini menganjurkan bahwa
kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda
yaitu motivators dan hygiene factors.
Pada teori ini ketidakpuasan
dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan,
kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan pekerjaan
itu sendiri. Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene
atau maintainance factors.
Sebaliknya kepuasan ditarik dari
faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung
daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi
dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini
berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators.
2.
Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja
terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti
diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan
sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek
pekerjaan yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang. Semakiin besar
perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.
C. PENYEBAB KEPUASAN KERJA
Ada lima faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja (Kreitner dan Kinicki :225) yaitu sebagai berikut :
a.
Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)
Kepuasan ditentukan oleh
tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk
memenuhi kebutuhannya.
b.
Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil
memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang
diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaannya. Bila harapan
lebih besar dari apa yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya individu
akan puas bila menerima manfaat diatas harapan.
c.
Pencapaian nilai (Value attainment)
Kepuasan merupakan hasil dari
persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
d.
Keadilan (Equity)
Kepuasan merupakan fungsi dari
seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.
e.
Komponen genetik (Genetic components)
Kepuasan kerja merupakan fungsi
sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini menyiratkan perbedaan sifat individu
mempunyai arti penting untuk menjelaskan kepuasan kerja disampng karakteristik
lingkungan pekerjaan.
Selain penyebab kepuasan kerja,
ada juga faktor penentu kepuasan kerja.
Diantaranya adalah gaji, kondisi kerja dan hubungan kerja (atasan dan rekan
kerja).
a.
Gaji/Upah
Menurut Theriault, kepuasan kerja
merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang diterima, derajat sejauh
mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan.
Selain untuk pemenuhan kebutuhan dasar, uang juga merupakan simbol dari
pencapaian (achievement), keberhasilan dan pengakuan/penghargaan.
Berdasarkan teori keadilan Adams,
orang yang menerima gaji yang dipersepsikan terlalu kecil atau terlalu besar
akan mengalami ketidakpuasan. Jika gaji dipersepsikan adil berdasarkan
tuntutan-tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu dan standar gaji yang
berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu maka akan ada kepuasan kerja.
Jika dianggap gajinya terlalu
rendah, pekerja akan merasa tidak puas. Tapi jika gaji dirasakan tinggi atau
sesuai dengan harapan, pekerja tidak lagi tidak puas, artinya tidak ada dampak
pada motivasi kerjanya. Gaji atau imbalan akan mempunyai dampak terhadap
motivasi kerja seseorang jika besarnya imbalan disesuaikan dengan tinggi
prestasi kerjanya.
b.
Kondisi kerja yang menunjang
Bekerja dalam ruangan atau tempat
kerja yang tidak menyenangkan (uncomfortable) akan menurunkan semangat untuk
bekerja. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kondisi kerja yang nyaman dan
menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik terpenuhi dan menimbulkan
kepuasan kerja.
c.
Hubungan Kerja
-Hubungan
dengan rekan kerja
Ada
tenaga kerja yang dalam menjalankan pekerjaannya memperoleh masukan dari tenaga
kerja lain (dalam bentuk tertentu). Keluarannya (barang yang setengah jadi)
menjadi masukan untuk tenaga kerja lainnya. Misalnya pekerja konveksi. Hubungan
antar pekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak yang berbentuk fungsional.
Kepuasan
kerja yang ada timbul karena mereka dalam jumlah tertentu berada dalam satu
ruangan kerja sehingga dapat berkomunikasi. Bersifat kepuasan kerja yang tidak
menyebabkan peningkatan motivasi kerja. Dalam kelompok kerja dimana para
pekerjanya harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul
karena kebutuhan-kebutuhan tingkat tinggi mereka seperti harga diri,
aktualisasi diri dapat dipenuhi dan mempunyai dampak pada motivasi kerja
mereka.
-Hubungan
dengan atasan
Kepemimpinan
yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggang rasa
(consideration). Hubungan fungsional mencerminkan sejauhmana atasan membantu
tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga
kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang
mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya keduanya
mempunyai pandangan hidup yang sama.
(teori ini dari:
http://valmband.multiply.com/journal/item/1)