Sabtu, 14 Mei 2016

Tugas Ke2 Psikoterapi

1.      Jelaskan Metode Terapis Humanistik Eksistensial?

Jawab : Metode-metode yang berasal dari terapi gestalt dan analisis transaksional sering digunakan, dan sejumlah prinsip dan prosedur psikoanalisis bisa diintegrasikan ke dalam pendekatan eksistensial humanistic.

2.      Jelaskan Metode Terapi Psikoanalisa?
Jawab :  Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi.
·         Konsep-konsep utama terapi psikoanalisis ;

1.      Struktur kepribadian
·         Id (tidak memiliki kontak yang nyata dengan dunia nyata, id berfungsi untuk memperoleh kepuasan sehingga disebut sebagai prinsip kesenangan)
·         Ego (disebut juga sebagai prinsip kenyataan. Ego berhubungan langsung dengan duni nyata, ego juga memiliki peran untuk mengambil keputusan dalam kepribadian. Ego menjadi penengah/penyeimbang antara id dan superego)
·         super ego (disebut sebagai prinsip ideal. Kepribadian yang terlalu didominasi oleh super ego akan merasa selalu bersalah, rasa inferiornya yang besar)
2.      Kesadaran & Ketidaksadaran
Ø  Konsep ketidaksadaran
·         mimpi yang merupakan pantulan dari kebutuhan, kenginan dan konflik yang terjadi dalam diri
·         salah ucap / lupa
·         sugesti pasca hipnotik
·         materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas
·         materi yang berasal dari teknik proyektif
3.      Kecemasan
·         Adalah suatu keadaan tegang atau takut yang mendalam akan peristiwa yang akan terjadi/belum terjadi. Kecemasan juga timbul akibat konflik dari id, ego, dan superego. Kecemasan terdiri dari 3 jenis yaitu kecemasan neurosis yaitu cemas akibat bahaya yang belum diketahui, kecemasan moral yaitu cemas akibat konflik antara kebutuhan nyata/realistis dan perintah superego, dan yang ketiga adalah kecemasan realistis yaitu kecemasan yang terkait dengan rasa takut misalnya kecemasan akan bahaya.

3.      Jelaskan Perbedaan Terapi Humanistik Eksistensial Dengan Person Centered Theraphy?
Jawaban :
·         Person-Centered Therapy (Carl R. Rogers)
 Manifestasi teori kepribadian dalam keyakinan terhadap pendekatan PCT terdapat tiga kondisi yang membentuk iklim yang meningkatkan pertumbuhan tersebut, yaitu: (1) genuineness, realness or cogruence, (2) acceptance or caring or prizing – unconditional positive regard, dan (3) empathic understanding.
Teknik ini dipakai secara lebih terbatas pada terapi mahasiswa dan orang-orang dewasa muda lain yang mengalami masalah-maalah penyesuaian diri yang sederhana. Carl Rogers berpendapat bahwa orang-orang memiliki kecenderungan dasar yang mendorong mereka ke arah pertumbuhan dan pemenuhan diri. Dalam pandangan Rogers gangguan-gangguan psikologis pada umumnya terjadi karena orang-orang lain menghambat individu dalam perjalanan menuju aktualisasi diri.

·         Existential Analysis (Rollo May, James F. T. Bugental) dan Logotherapy (Viktor Frankl)
Konsep dasar terapi eksistensial adalah mengubah konsep berpikir, dari kondisi merasa lemah dan tidak berdaya menjadi lebih bertanggung jawab dan mampu mengontrol kehidupannya sendiri, menemukan jati dirinya, sehingga menemukan kesadaran diri sendiri yang dapat mengeliminasi perasaan tidak berarti (not being) sedangkan perasaan tidak berarti ini biasanya muncul dalam kondisimerasa tidak berdaya, rasa bersalah , putus asa dsb. Konsep teori eksistensialis bukan merupakan sistem terapi yang komprehensif, eksistensialis memandang proses terapi dari sudut pandang suatu paradigma untuk memahami dan mengerti kondisi individu yang sedang bermasalah. Oleh karena itu, terapi eksistensialis memandang klien sebagai manusia bukan sekadar aspek pola perilaku beserta mekanismenya.

4.      Jelaskan Teknik Dari Logo Terapi (franki) Yang Dilakukan Di Indonesia Dan Mengapa Menggunakna Teknik Tersebut?

Jawab :

·         Teknik Logoterapi

1.        Persuasif

Salah satu teknik yang digunakan dalam logoterapi adalah teknik persuasif, yaitu membantu klien untuk mengambil sikap yang lebih konstruktif dalam menghadapi kesulitannya.Frankl, menggambarkan hal ini dalam satu kasus tentang seorang perawat yang menderita tumor yang tidak dapat dioperasi dan mengalami keputusasaan karena ketidakmampuannya untuk bekerja dalam profesinya yang sangat terhormat.

2.        Paradoxical-intention

Paradoxical intention pada dasarnya memanfaatkan kemampuan mengambil jarak (self-detachment) dan kemampuan mengambil sikap terhadap kondisi diri sendiri dan lingkungan.Paradoxical intention terutama cocok untuk pengobatan jangka pendek pasien fobia (ketakutan irrasional). Dengan teknik ini, konselor mengupayakan agar klien yang mengalami fobia mengubah sikap dari ‘takut’ menjadi ‘akrab’ dengan objek fobianya. Selain itu, teknik paradoxical intention sangat bermanfaat untuk menolong klien dengan obsesif kompulsif (tindakan yang terus-menerus dilakukan walaupun sadar hal itu tidak rasional).Antisipasi yang menakutkan terhadap suatu kejadian sering menyebabkan reaksi-reaksi yang berkembang dari peristiwa tersebut, misalnya pasien dengan obsesi yang kuat cenderung untuk menghindari obsesif-kompulsifnya. Dengan teknik paradoxical intention, mereka diajak untuk ‘berhenti melawan’, tetapi bahkan mencoba untuk ‘bercanda’ tentang gejala yang ada pada mereka, ternyata hasilnya adalah gejala tersebut akan berkurang dan menghilang. Klien diminta untuk berpikir atau membayangkan hal-hal yang tidak menyenangkan, menakutkan, atau memalukan baginya. Dengan cara ini klein mengembangkan kemampuan untuk melawan ketakutannya, seperti yang terdapat juga dalam terapi perilaku (behaviour therapy).

3.        De-reflection

Teknik logoterapi lain adalah “de-reflection”, yaitu memanfaatkan kemampuan transendensi diri (self-transcendence) yang dimiliki setiap manusia dewasa. Setiap manusia dewasa memiliki kemampuan untuk membebaskan diri dan tidak lagi memperhatikan kondisi yang tidak nyaman, tetapi mampu mengalihkan dan mencurahkan perhatiannya kepada hal-hal yang positif dan bermanfaat.Di sini klien pertama-tama dibantu untuk menyadari kemampuan atau potensinya yang tidak digunakan atau terlupakan.Ini merupakan suatu jenis daya penarik terhadap nilai-nilai pasien yang terpendam. Sekali kemampuan tersebut dapat diungkapkan dalam proses konseling maka akan muncul suatu perasaan unik, berguna dan berharga dari dalam diri klien. De-reflection tampaknya sangat bermanfaat dalam konseling bagi klien dengan  pre-okupasi somatik, gangguan tidur, dan beberapa gangguan seksual, seperti impotensi dan frigiditas

Contoh Kasus :

·         Contoh Kasus penerapan teknik Bimbingan Rohani

Harold seorang warga Australia berusia paruh baya yang kehidupannya dengan cepat berubah carut-marut diluar kontrol seperti seorang pemabuk. Masalah keuangan/ekonomi tidak didukung oleh sejumlah biaya yang dihabiskan untuk minum dan pengaruh beban pekerjaan (stress). Simpati istrinya berkurang disamping ia juga punya masalah tidur tengah malam. Dia pulang untuk menemui Chris Wurm, seorang GP ahli Logotherapi. Wurm mengkombinasikan pendekatan medis sebagai contoh pemberian informasi terhadap bahaya minuman-minuman juga dilakukan dengan logotherapi. Roda kehidupan Harol kembali bergulir, liku-liku sisi alkohol dari kehidupannya dan tak bisa dihindari. Werm berkata “ bahwa memungkin untuk memikirkan apayang dia ketahui dan dapat menentukan pilihan dan menjalani kehidupan dengan berbagai cara (penekanan logotherapi dapat dipertanggung jawabkan). Cerminan dari suatu pilihan yang membawa perubahan baginya (ini adalah orientasi terhadap makna penghayatan dan nilai - nilai terakhir yang bisa ditemuinya, nilai – nilai bersikap), dan terdapat gambaran masa masa mendatang. Perannya sangat menentukan dan menjadi efektif, setiap kali ia memandang betapa akal piciknya menjadi bumerang (api dalam sekam).