1. Jelaskan Metode Terapis Humanistik
Eksistensial?
Jawab
: Metode-metode yang berasal dari terapi gestalt dan analisis transaksional
sering digunakan, dan sejumlah prinsip dan prosedur psikoanalisis bisa
diintegrasikan ke dalam pendekatan eksistensial humanistic.
2.
Jelaskan
Metode Terapi Psikoanalisa?
Jawab
: Psikoanalisis adalah sebuah model
perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode
psikoterapi.
·
Konsep-konsep utama terapi psikoanalisis
;
1. Struktur
kepribadian
·
Id (tidak memiliki kontak yang nyata
dengan dunia nyata, id berfungsi untuk memperoleh kepuasan sehingga disebut
sebagai prinsip kesenangan)
·
Ego (disebut juga sebagai prinsip
kenyataan. Ego berhubungan langsung dengan duni nyata, ego juga memiliki peran
untuk mengambil keputusan dalam kepribadian. Ego menjadi penengah/penyeimbang
antara id dan superego)
·
super ego (disebut sebagai prinsip
ideal. Kepribadian yang terlalu didominasi oleh super ego akan merasa selalu
bersalah, rasa inferiornya yang besar)
2. Kesadaran
& Ketidaksadaran
Ø Konsep
ketidaksadaran
·
mimpi yang merupakan pantulan dari
kebutuhan, kenginan dan konflik yang terjadi dalam diri
·
salah ucap / lupa
·
sugesti pasca hipnotik
·
materi yang berasal dari teknik asosiasi
bebas
·
materi yang berasal dari teknik
proyektif
3. Kecemasan
·
Adalah suatu keadaan tegang atau takut
yang mendalam akan peristiwa yang akan terjadi/belum terjadi. Kecemasan juga
timbul akibat konflik dari id, ego, dan superego. Kecemasan terdiri dari 3
jenis yaitu kecemasan neurosis yaitu cemas akibat bahaya yang belum diketahui,
kecemasan moral yaitu cemas akibat konflik antara kebutuhan nyata/realistis dan
perintah superego, dan yang ketiga adalah kecemasan realistis yaitu kecemasan
yang terkait dengan rasa takut misalnya kecemasan akan bahaya.
3.
Jelaskan
Perbedaan Terapi Humanistik Eksistensial Dengan Person Centered Theraphy?
Jawaban
:
·
Person-Centered Therapy (Carl R. Rogers)
Manifestasi teori kepribadian dalam keyakinan
terhadap pendekatan PCT terdapat tiga kondisi yang membentuk iklim yang
meningkatkan pertumbuhan tersebut, yaitu: (1) genuineness, realness or
cogruence, (2) acceptance or caring or prizing – unconditional positive regard,
dan (3) empathic understanding.
Teknik
ini dipakai secara lebih terbatas pada terapi mahasiswa dan orang-orang dewasa
muda lain yang mengalami masalah-maalah penyesuaian diri yang sederhana. Carl
Rogers berpendapat bahwa orang-orang memiliki kecenderungan dasar yang
mendorong mereka ke arah pertumbuhan dan pemenuhan diri. Dalam pandangan Rogers
gangguan-gangguan psikologis pada umumnya terjadi karena orang-orang lain
menghambat individu dalam perjalanan menuju aktualisasi diri.
·
Existential Analysis (Rollo May, James
F. T. Bugental) dan Logotherapy (Viktor Frankl)
Konsep dasar terapi eksistensial adalah
mengubah konsep berpikir, dari kondisi merasa lemah dan tidak berdaya menjadi
lebih bertanggung jawab dan mampu mengontrol kehidupannya sendiri, menemukan
jati dirinya, sehingga menemukan kesadaran diri sendiri yang dapat
mengeliminasi perasaan tidak berarti (not being) sedangkan perasaan tidak
berarti ini biasanya muncul dalam kondisimerasa tidak berdaya, rasa bersalah ,
putus asa dsb. Konsep teori eksistensialis bukan merupakan sistem terapi yang
komprehensif, eksistensialis memandang proses terapi dari sudut pandang suatu
paradigma untuk memahami dan mengerti kondisi individu yang sedang bermasalah.
Oleh karena itu, terapi eksistensialis memandang klien sebagai manusia bukan
sekadar aspek pola perilaku beserta mekanismenya.
4.
Jelaskan
Teknik Dari Logo Terapi (franki) Yang Dilakukan Di Indonesia Dan Mengapa
Menggunakna Teknik Tersebut?
Jawab
:
·
Teknik Logoterapi
1.
Persuasif
Salah
satu teknik yang digunakan dalam logoterapi adalah teknik persuasif, yaitu
membantu klien untuk mengambil sikap yang lebih konstruktif dalam menghadapi
kesulitannya.Frankl, menggambarkan hal ini dalam satu kasus tentang seorang
perawat yang menderita tumor yang tidak dapat dioperasi dan mengalami
keputusasaan karena ketidakmampuannya untuk bekerja dalam profesinya yang
sangat terhormat.
2.
Paradoxical-intention
Paradoxical
intention pada dasarnya memanfaatkan kemampuan mengambil jarak
(self-detachment) dan kemampuan mengambil sikap terhadap kondisi diri sendiri
dan lingkungan.Paradoxical intention terutama cocok untuk pengobatan jangka
pendek pasien fobia (ketakutan irrasional). Dengan teknik ini, konselor
mengupayakan agar klien yang mengalami fobia mengubah sikap dari ‘takut’
menjadi ‘akrab’ dengan objek fobianya. Selain itu, teknik paradoxical intention
sangat bermanfaat untuk menolong klien dengan obsesif kompulsif (tindakan yang
terus-menerus dilakukan walaupun sadar hal itu tidak rasional).Antisipasi yang
menakutkan terhadap suatu kejadian sering menyebabkan reaksi-reaksi yang
berkembang dari peristiwa tersebut, misalnya pasien dengan obsesi yang kuat
cenderung untuk menghindari obsesif-kompulsifnya. Dengan teknik paradoxical
intention, mereka diajak untuk ‘berhenti melawan’, tetapi bahkan mencoba untuk
‘bercanda’ tentang gejala yang ada pada mereka, ternyata hasilnya adalah gejala
tersebut akan berkurang dan menghilang. Klien diminta untuk berpikir atau
membayangkan hal-hal yang tidak menyenangkan, menakutkan, atau memalukan
baginya. Dengan cara ini klein mengembangkan kemampuan untuk melawan
ketakutannya, seperti yang terdapat juga dalam terapi perilaku (behaviour
therapy).
3.
De-reflection
Teknik
logoterapi lain adalah “de-reflection”, yaitu memanfaatkan kemampuan
transendensi diri (self-transcendence) yang dimiliki setiap manusia dewasa.
Setiap manusia dewasa memiliki kemampuan untuk membebaskan diri dan tidak lagi
memperhatikan kondisi yang tidak nyaman, tetapi mampu mengalihkan dan
mencurahkan perhatiannya kepada hal-hal yang positif dan bermanfaat.Di sini
klien pertama-tama dibantu untuk menyadari kemampuan atau potensinya yang tidak
digunakan atau terlupakan.Ini merupakan suatu jenis daya penarik terhadap
nilai-nilai pasien yang terpendam. Sekali kemampuan tersebut dapat diungkapkan
dalam proses konseling maka akan muncul suatu perasaan unik, berguna dan
berharga dari dalam diri klien. De-reflection tampaknya sangat bermanfaat dalam
konseling bagi klien dengan pre-okupasi
somatik, gangguan tidur, dan beberapa gangguan seksual, seperti impotensi dan
frigiditas
Contoh
Kasus :
·
Contoh Kasus penerapan teknik Bimbingan
Rohani
Harold
seorang warga Australia berusia paruh baya yang kehidupannya dengan cepat
berubah carut-marut diluar kontrol seperti seorang pemabuk. Masalah
keuangan/ekonomi tidak didukung oleh sejumlah biaya yang dihabiskan untuk minum
dan pengaruh beban pekerjaan (stress). Simpati istrinya berkurang disamping ia
juga punya masalah tidur tengah malam. Dia pulang untuk menemui Chris Wurm,
seorang GP ahli Logotherapi. Wurm mengkombinasikan pendekatan medis sebagai
contoh pemberian informasi terhadap bahaya minuman-minuman juga dilakukan
dengan logotherapi. Roda kehidupan Harol kembali bergulir, liku-liku sisi
alkohol dari kehidupannya dan tak bisa dihindari. Werm berkata “ bahwa
memungkin untuk memikirkan apayang dia ketahui dan dapat menentukan pilihan dan
menjalani kehidupan dengan berbagai cara (penekanan logotherapi dapat
dipertanggung jawabkan). Cerminan dari suatu pilihan yang membawa perubahan
baginya (ini adalah orientasi terhadap makna penghayatan dan nilai - nilai
terakhir yang bisa ditemuinya, nilai – nilai bersikap), dan terdapat gambaran
masa masa mendatang. Perannya sangat menentukan dan menjadi efektif, setiap
kali ia memandang betapa akal piciknya menjadi bumerang (api dalam sekam).